Refleksi Seorang Guru Di Daerah !
oleh : Iwan Sumantri
Yth. Pak Menteri
Saya adalah seorang guru yang
mengajar,mendidik dan melatih para siswa sejak tahun 1988 disekolah swasta
Tamansiswa sampai dengan 2015. Alhamdulilah sekarang saya mengajar di sekolah
Negeri sejak diangkat jadi PNS tahun 2005.
Mengamati,merasakan dan mengalami
fenomena pendidikan akhir-akhir ini saya merasa prihatin dan ikut
bertanggungjawab, ada apa dengan pendidikan kita. Para guru selalu jadi sasaran
dan bahan gunjingan di masyarakat ketika ada anak didik kita merokok, tawuran,
kriminal, pembunuhan,pelecehan seksual dan hal lainnya….semua yang jadi masalah
selalu di lontarkan pada guru. Apa apa dengan pendidkan kita sekarang ini?
Mungkinkah karena ada kesalahan
dalam pemberian gaji PNS? Tanggal 1 tiap bulannya para PNS sudah mendapatkan
gajih. Padahal kewajiban PNS untuk melaksanakan tugasnya belum sepenuhnya
dilaksanakan. Mungkinkah gaji PNS ini bisa tidak jadi “barokah” yang dampaknya
pada tugas guru mengajar,mendidik dan melatihnya tidak sepenuh hati? Atau
pendidikan kita terlalu menganut paham luar negeri yang dirasakan lebih “Wah”
mulai dari strategi,metode,model pembelajaran,teknik,dan lainnya yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar. Atau kita punya “dosa” yang
meremehkan dan meyepelekan ajaran-ajaran pendahulu kita, salah satunya seperti
ajaran Ki Hajar Dewantara dengan “sistem Among”nya (Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing
Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani) yang sudah dilupakan oleh para guru
saat ini. Atau ada hal lain…dimana pendidikan sudah mulai dimasukkan unsur “
Bisnis” untung dan rugi di dalamnya….atau ada “orang-orang” yang didalamnya tak
sepenuh hati untuk mendidik,mengajar dan melatih anak-anak kita di negeri ini.
Pak menteri itulah “Refleksi diri
saya sekarang ini” semoga ada solusi kedepannya, yang pada akhirnya anak-anak
kita jadi generasi emas di negeri ini !
6 comments:
Refleksi yg bagus,tugas Guru sbg pendidik akan berhasil jika didukung oleh semua stakeholder.terutama orang tua peserta didik yg menganggap dg sdh mensekolahkan anakny merasa sdh lepas dr kewajiban mendidik.Kerjasama yg baik antara Guru dan orgtua hrs ada
Pendidikn kita terlalu mengesampingkan tujuan utma tuk mmbngun peserta didik yg beriman bertaqwa dan beraklak mulia,,, dst sesusi dgn tujuan pendidikan nasional kita,
Keberhasilan pendidikan kita hanya d ukur dri parameter pengetahuan seperti UN, smntra spiritual, sikap sosial hnya kmuplase az ad tpi tidak pernah mnjdi ukuran stndar dlm kelulusan skla nasional ,aplgi skrng d masukn dlm istilah indirect pembeljaran tdk langsung sungguh menyedihkn seolah2 akn dhilangkn krna jelas dlm rencsna pembeljran tidak perlu d tuliskan berarti sm az tidakada, mo dbwa kmn generasi kita, penurun ahklak, moral yg sngat mmprihtinkn saat ini, dlu kt sngt hormat adab sm guru at ortu kit tpi ank sekrang bnyak yg melwan dn membngkang trhdp kebaikn yg d berikn guru d skolah at ortu kita, artinya saat ini kita sedang terjdi krisis MORAL D KALANGAN PESERTA DIDIK KITA INILAH YG HARUS MENDAPATKAN PERHATIAN SERIUS DARISEMUA KALANGAN pemangku jbatan pendidikn d negeri ini, mari kita bangun moral dan ahlkanya dlu,,, percuma siswa pintar klo tidak bermoral, insya allah kepintarannya mnjdi tidak amnah
@Bu Desi Diana : Makasih atas apresiasinya ...setuju sekali ...Guru sbg pendidik akan berhasil jika didukung oleh semua stakeholder.terutama orang tua peserta didik yg menganggap dg sdh mensekolahkan anakny merasa sdh lepas dr kewajiban mendidik.Kerjasama yg baik antara Guru dan orgtua hrs ada
@Pak Yana Rudiana: Makasih sudah memberikan tanggapannya !..benar sekali sekarang ini kita sedang krisi moral,,,terjadi juga pada guru...karena guru adalah garda terdepan untuk menanamkan moral tersebut ! Mari kita bersama-sama dengan hati untuk mendidik,mengajar dan melatih moral anak-anak bangsa agar kelak mereka jadi generasi emas di negeri ini !
Interesting read, thanks for sharing
Post a Comment