Mobil Sahabat Petualang
Oleh : Iwan Sumantri
Uang-uang tersebut menguap tak jelas
kemana. Sungguh menyedihkan korupsi sudah sedemikian merasuknya di
negeri ini. Kalau begini bagaimana dunia pariwisata Sumatera bisa maju?
Menjengkelkan!!!
Senin, 15 Oktober 2012 : Atasi Jalur Sempit dan Berkelok-Kelok
Sesuai pesan Budi Antoni sebelum berangkat ke Mekkah melalui BBM (black berry messenger), maka tim 7Wonders langsung menuju rumah dinas bupati Empat Lawang. “Mohon maaf tidak bisa menemani. Silahkan bermalam di Rumah Dinas - Puri Emass. Nanti ada staff yang menemani dan silahkan berkoordinasi,” begitu pesannya. Wah… mantap Pak Bupati dan terima kasih banyak sebelumnya. Dan semoga bisa menjalankan ibadah haji dengan khusyuk.
Kamis, 18 Oktober 2012 : Uji Ketahanan
Sumber/ Referensi:
http://putra-lanang.blogspot.com/2009/12/menelusuri-makna-petualang.html
http://www.daihatsu.co.id/terios7wonders/
http://daihatsu.co.id
http://blogdetik.com
Oleh : Iwan Sumantri
Mobil? Siapa sih yang tak mengenal mobil di jaman digital yang serba kompleks sekarang ini. Mobil (kependekan dari otomobil yang berasal
dari bahasa Yunani autos (sendiri) dan Latin movére' (bergerak)) adalah kendaraan
beroda empat atau lebih yang membawa mesin sendiri. Jenisnya termasuk bus, vun dan truk.
Di jaman digital sekarang ini, jika ingin berpergian beramai-ramai
dengan teman maupun dengan keluarga, lebih nyaman jika menggunakan mobil.
Kendaraan roda empat ini memang dapat menampung cukup banyak orang. Belakangan,
perkembangan mobil kian cepat. Bukan hanya sebagai alat transportasi saja, kini mobil pun sudah menjadi sahabat gaya hidup bagi
semua kalangan masyarakat.
Sahabat umumnya diartikan teman sesama mahluk hidup. Tapi sekarang ini maknanya menjadi lebih luas, sahabat bisa dengan mahluk tak hidup. Misalnya mobil bisa di jadikan sahabat manusia di era kemajuan transportasi sekarang ini.
Petualang, sebuah kata yang bermakna memberikan gambaran tentang sosok yang
tangguh, gagah, pemberani , lengkap dengan ransel dipundak, topi, kemeja dan celana
lapangan serta berbagai aksesories yang melekat dalam tubuh seseorang.
Keberadaan
aksesories, mulai dari kepala, badan hingga kaki bersepatu jungle sehingga menimbulkan
keangkeran yang cenderung diapresiasi sebagai wibawa, tentu aneh jika
kita membayangkan seorang petualang mengenakan pakaian batik atau pakaian pesta (jas atau
kebaya), namun pemahaman tentang apa itu petualang tentu tidak kalah
penting dibanding berbagai aksesories yang dikenakan. Sebagian orang mengatakan bahwa petualang adalah kata dasar dalam bahasa indonesia yang
berasal dari gabungan kata 'patua' dan 'alang'. Patua
artinya tetua atau orang yang dituakan atau orang bijak yang dapat
dijadikan panutan. Sementara alang adalah padang, alam. Dengan demikian
patualang dapat dikatakan seorang bijak yang selalu berkelana
(berjalan) di alam bebas..
Petualang melakukan perjalanan bukan
hanya untuk mencari hidup namun lebih penting untuk mencari makna
kehidupan. Para petualang yang biasa berkelana dari satu tempat ke tempat yang
sangat jauh dari kampung halamannya akhirnya disebut pengembara. Mereka biasa tidak berdiam lama di suatu tempat, mereka hidup biasanya dari berburu dan bertujuan.
Petualang dengan petualangannya merupakan
sosok arif bijaksana yang memiliki kepekaan dan ketergantungan yang kuat
dengan alam, ia terbiasa hidup bebas, menikmati alam sebagaimana
adanya, mereka mencerna gemiericik air sungai, meramu gemerisik
dedaunan dengan nafas, dengan embun, untuk mereka hirup sari patinya...
agar mereka dapat tetap hidup dan melaksanakan tugas kehidupan
mereka.
Saat ini, petualang seakan kehilangan
makna, beribu Manusia menginjakkan kaki dilereng bahkan
dipuncak-puncak gunung... beribu manusia memasuki hutan-hutan perawan...
mereka menyatakan diri sebagai petualang... dengan berbagai emblem dan
aksesories pendakian... namun apa yang mereka hasilkan...? tidak lain
dari jejak sampah.. dan sayatan luka dikulit-kulit pohon... mereka
minta untuk dikenang, padahal mereka tidak layak dikenang... karena alam
butuh kemandirian.. alam butuh kebebasannya... air.. tanaman.. hutan..
hewan.. semua menantikan kembalinya para petualang... yang mengerti dan
mampu memaknai arti kebebasan yang saling membutuhkan..
Karena para petualang.. alam masih memberikan kesejukan... karena petualang... air masih memberikan kejernihannya..
Bagaimana dengan Mobil Sahabat Petualang ? Inilah makna sebuah petualang di era modernisasi dan digital sekarang ini, DAIHATSU dengan Terios 7 Wonders adalah
sebuah tim dari PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang melakukan petualangan
menempuh perjalanan di kota-kota pulau Sumatra sejauh 3.657 kilometer
selama kurang lebih empat belas hari. Petualangan dimulai 10 Oktober 2012.
Jelajah keindahan alam Indonesia dalam rentang eksplorasi pulau
Sumatera hingga Sabang, terbalut dalam sebuah petualangan seru tim
Jurnalis beserta Daihatsu.
Mengusung tema petualangan Terios 7-Wonders, 3 unit Daihatsu
Terios Hi-Grade Type TX AT dan TX MT siap menjelajah alam Indonesia nan
eksotis. Perjalanan ini adalah merupakan sebuah penggambaran brand
Terios sebagai "Sahabat Petualang" sejati.
Pulau Sumatera yang menjadi target petualangan selain terkenal
dengan keindahan alamnya juga terkenal sebagai penghasil kopi
berkualitas, dan sejalan dengan tema perjalanan "Sumatera Coffee Paradise"
Selama perjalanan, tim Terios 7-Wonders akan mengunjungi 7 spot
kopi yang terkenal di Sumatera. Dalam perjalanan SUV 7-Seater Terios,
akan teruji ketangguhannya di medan yang menyuguhkan karakter jalan yang
bervariasi. Namun berkat ground clereance yang tinggi disertai dengan
performa mesin 3SZ-VE DOHC VVT-I 1.495cc, kenyamanan berkendarapun dapat
diraih. Begitu pula dengan kenyamanan didalam kabin.Steering wheels
with audio switch, menjadi salah satu fitur penunjang kenyamanan selama
berkendaraan.
Mobil Sahabat Petualang? Ya, inilah Rekaman Jejak dan napak tilas TERIOS 7- Wonders selama 14 hari di Sumatera Coffee Paradise :
"Pelepasan Petualang 7-Wonder" |
Tim petualang yang terdiri dari 10 orang ini akan melibas keindahan alam
pulau Sumatera dengan tiga unit Daihatsu Terios TX-AT (2 unit) dan
Terios MT (1 unit).
Dengan rentang perjalanan sejauh tidak
kurang dari 3.300km, tim Terios 7-Wonders akan merangkum keindahan
panorama pulau Sumatera hingga titik Nol Kilometer di Sabang, dalam
rangkaian cerita yang akan menggambarkan adrenalin yang tercipta selama
perjalanan, bagi Sahabat Daihatsu.
Misi utama dari perjalanan ini, semata
ingin mengguggah mata dunia akan kekayaan alam Indonesia khususnya pulau
Sumatera. Sepanjang rentang perjalanan mulai dari lampung hingga
Sabang, terdapat tujuh spot produsen kopi yang akan menjadi bagian dari
eksplorasi kekayaan alam dan budaya Indonesia selama perjalanan.
Setelah dilepas di VLC serta melakukan persiapan, tepat pada pukul 23.00
WIB tim bergegas menuju penyeberangan Merak-Bakauheni. Selama di ferry,
tim memanfaatkan waktu untuk beristirahat. Kondisi laut yang bersahabat
membuat durasi penyeberangan ditempuh dalam waktu 3 jam.
"Petualangan Pembuka Terios 7-Wonder" |
Kala fajar menyingsing Tim sampai di ujung pulau Sumatera. Kondisi jalan
yang mulus merupakan sarana yang ideal untuk berakselerasi. Alhasil
kecepatan maksimal 120 km/jam dapat diraih oleh Daihatsu Terios yang
kami tunggangi. Sesampainya menjelang kota Lampung, lalu-lintas lumayan
padat sehingga tim harus menurunkan kecepatan rata-rata hingga 40
km/jam.
Sesampainya di kota Lampung, sarapan merupakan hal yang mutlak
dilakukan, mengingat rentang perjalanan tidak kurang dari 3000 km, baru
dilakoni tim Terios 7-Wonders, 300 km. Dari kota Lampung tim bergerak
menuju Liwa, Lampung Barat. Perjalanan menuju Liwa yang merupakan
wilayah pegunungan ditempuh melalui kawasan Bukit Kemuning, dengan ragam
jalan yang didominasi oleh tikungan pendek disertai oleh tanjakan
terjal. Kondisi jalan inilah yang menuntut tim untuk pandai-pandai
melakukan perpindahan transmisi. Beberapa kali shifter matik Terios AT
berpindah dari D-3 ke 2. Sementara untuk yang manual dari 4 ke 3.
Sesampainya di kota Liwa tepat pukul 17.00 WIB yang berudara sejuk, tim
masih harus menuju target pemberhentian selanjutnya ke Danau Ranau yang
masih tersisa jarak sekitar 25 km dari kota Liwa. Sesampainya di tepian
Danau Ranau yang sudah gelap gulita, kami disambut oleh hawa dingin
yang menusuk. Setelah beristirahat melepas lelah, Kopi Luwak khas Liwa
menjadi santapan pertama kami di pagi buta ditemani oleh semilir angin
yang enggan pergi.
Inilah kenikmatan kekayaan kopi Indonesia yang pertama kali dikecap oleh
tim. Secangkir kopi panas berikut kudapan pagi, merupakan penyemangat
kami tim Terios 7-Wonders untuk melanjutkan petualangan selanjutnya,
mengeksplorasi penangkaran Luwak serta menghirup aroma kopi dari
perkebunan kopi yang terletak tidak jauh dari Danau Ranau.
Sabtu, 13 Oktober 2012 : Merangkul Keindahan dalam secangkir Kopi
"Keindahan Danau Ranau" |
Menikmati suasana Danau Ranau di pagi hari sungguh menyegarkan, apalagi
dengan di temani secangkir kopi panas yang beraroma khas ditemani
sejuknya udara sekitar. Setelah melepas lelah dengan tidur panjang
semalam, kami telah memulihkan tenaga untuk kembali beraktifitas.
Pasti sahabat petualang setuju perjalanan sejauh 509,4 km bukanlah jarak yang pendek. Sinar matahari pagi nyaris tak terlihat karena tertutup kabut, nun jauh di seberang wisma kami bermalam terlihat siluet Gunung Seminung.
Pasti sahabat petualang setuju perjalanan sejauh 509,4 km bukanlah jarak yang pendek. Sinar matahari pagi nyaris tak terlihat karena tertutup kabut, nun jauh di seberang wisma kami bermalam terlihat siluet Gunung Seminung.
Usai menikmati sarapan pagi di hotel kami bergegas menuju produsen kopi
Luwak – Kopi yang cukup terkenal di seluruh dunia. Tak cuma karena
rasanya yang nikmat tapi harganya pun lumayan mahal. Benar saja, sungguh
nikmat, mengecap kopi ternama, langsung dari kebunya. Harga per kilo
berkisar antara Rp 400 ribuan sampai jutaan. Sejujurnya kami penasaran
mengapa bisa semahal itu? Kami akhirnya mendapatkan jawaban ketika
mengunjungi tempat penghasil kopi Luwak yang lokasinya tak jauh dari
danau Ranau.
Ditemani Hidayat atau kerap disapa Sangkut – pemilik kebun kopi seluas 5.000 hektar lebih, kami dijelaskan bagaimana ia mampu memproduksi kopi luwak. Ketika tim menyambangi rumahnya di tepi jalan utama Liwa – Ranau tenyata di belakangnya ia memiliki satu ruangan khusus yang berisi banyak kandang kecil. Kadang inilah tempat dimana Musang Luwak dipelihara. Namun saat ini hanya 5 saja yang ada isinya. Isinya adalah Musang Luwak (Paradoxurus hermaphroditus).
Ada 2 jenis Musang yang dimiliki Sangkut yaitu Musang Bulan dengan ciri khas ujung ekornya berwarna putih (lebih agresif dan susah jinak) dengan bulu berwarna kecoklatan serta Musang Pandan yang bulunya berwarna kehitaman. Menurut Sangkut aroma wangi khas yang dikeluarkan Musang Pandan ternyata menghasilkan kopi yang lebih nikmat dari Musang Bulan. Kopi Musang Pandan memiliki penggemar yang lumayan banyak.
Ditemani Hidayat atau kerap disapa Sangkut – pemilik kebun kopi seluas 5.000 hektar lebih, kami dijelaskan bagaimana ia mampu memproduksi kopi luwak. Ketika tim menyambangi rumahnya di tepi jalan utama Liwa – Ranau tenyata di belakangnya ia memiliki satu ruangan khusus yang berisi banyak kandang kecil. Kadang inilah tempat dimana Musang Luwak dipelihara. Namun saat ini hanya 5 saja yang ada isinya. Isinya adalah Musang Luwak (Paradoxurus hermaphroditus).
Ada 2 jenis Musang yang dimiliki Sangkut yaitu Musang Bulan dengan ciri khas ujung ekornya berwarna putih (lebih agresif dan susah jinak) dengan bulu berwarna kecoklatan serta Musang Pandan yang bulunya berwarna kehitaman. Menurut Sangkut aroma wangi khas yang dikeluarkan Musang Pandan ternyata menghasilkan kopi yang lebih nikmat dari Musang Bulan. Kopi Musang Pandan memiliki penggemar yang lumayan banyak.
Minggu, 14 Oktober 2012 : Secangkir Kopi Lambang Persahabatan
Sahabat Petualang, sesuai janji kami sebelumnya, kunjungan tim
7Wonders di Kabupaten Lahat sungguh punya makna tersendiri. Bagaimana
tidak? Orang nomor satu di Lahat, H Saifudin Aswari Riva'i SE segera
menemui tim 7Wonders begitu tahu kami sedang menyambangi Pasar Lama kota
Lahat. Tak ada suasana formal. “Saya memang memang mengajak seluruh
warga Lahat untuk lebih terbuka dan menerima dengan baik tamu dari luar.
Image Lahat harus berubah menjadi kota yang aman dan bersahabat,” tegas
Aswari demikian ia biasa disapa.
Di salah satu ujung gang di pinggir
jalan kami sempatkan untuk ngobrol-ngobrol sembari menikmati kopi khas
Lahat. “Lewat secangkir kopi ini, saya mewakili masyarakat Lahat
menawarkan persahabatan yang tulus. Saya sangat bangga dan gembira Lahat
jadi salah satu tujuan tim 7Wonders,” lanjut bupati yang hobi sekali
melahap trek off-road penuh tantangan.
Menurutnya kota Lahat adalah kota
tertua di Sumatera. Usia kota Lahat saat ni sudah mencapai 130 tahun.
“Kota Lahat ini dirancang oleh Belanda ketika menjajah di Indonesia.
Blue print kota Lahat berupa gambar skets sudah ditemukan lo,” tutur
Aswari. Berbagai peninggalan Belanda pun bisa ditemukan di Lahat. Salah
satunya adalah Sekolah Dasar Santo Yosef dan juga berbagai bangunan tua
lainnya.
Budaya minum kopi sediri sudah
berlangsung sejak dahulu. Di kabupaten Lahat banyak terdapat kebun kopi
Hanya saja karena pemasarannya dikuasai tengkulak maka harga beli kopi
dari petani kerap dipermainkan. Sehingga banyak yang mulai meninggalkan
kebun kopi. Makanya perjalanan 7Wonders Terios – Sumatera Coffee Paradise diharapkan bisa menggairahkan kembali para petani kopi di Lahat
untuk mengolah kebun kopi yang lama ditinggalkan.
Obrolan panjang dalam suasana
kehangatan ini ternyata masih dilanjutkan keesokan hari di rumah dinas.
“Saya punya kejutan untuk tim 7Wonders Terios. Makanya besok saya tunggu
di rumah ya,” bisik bupati Lahat. Wah, makin bikin penasaran saja!
Kejutan yang dijanjikan pun akhirnya
terjawab! “Lihat mobil dinas saya yang pakai nomor BG 1 E. Saya juga
pakai Daihatsu Terios lhoo… Hehehehe…,”bangga Aswari sembari menunjuk
Dahatsu Terios yang dijadikan salah satu kendaraan dinasnya.
Mantap!
Daihatsu Terios Melahap Tanjakan Terjal
Jarum jam menunjukkan pukul 12.40 WIB
saat tim 7 Wonders keluar dari halaman hotel Grand Zuri. Jalanan menuju
kota Pagaralam agak sedikit bergelombang. Sekitar 20 menit keluar dari
kota Lahat jalanan mulai berkelok-kelok. Memasuki perbatasan kota
Pagaralam, kelokan jalanannya disertai dengan tanjakan terjal.
Untuk mengatasi handycap ini, shifter matik
Terios pun berpindah-pindah. Ketika tanjakan lumayan terjal agar
akselerasi tetap terjaga posisi shifter bergeser ke L. Begitu sudah agak
landai bergeser lagi ke 2 , D-3 dan juga D. Walaupun penuh dengan
penumpang dan barang bawaan, ternyata ketiga terios yang terdiri dari 2
tipe matik dan 1 manual berhasil mengatasi tantangan jalanan ini. Asyik!
Letak pagaralam yang berada kurang lebih
1.000 m dpl di atas permukaan laut membuat udara lumayan sejuk. Di
kanan kiri jalan selain teh dan kopi juga ada persawahan yang lumayan
luas. Selain surganya kopi dan teh, karena kesuburan tanahnya pagaralam
memang sebagai salah satu lumbung padi di Sumatera Selatan.
Tak terasa, kami sudah sampai di
persimpangan jalan menuju kota PagarAlam, tapi kami putuskan untuk
segera menuju lokasi penginapan di kaki gunung Dempo. Agak kaget juga
karena tiba-tiba di jalan disetop beberapa anak kecil. Anak itu bilang,”
satu mobil Rp 10 ribu Bang.” Wah…. Ternyata ada preman juga di sini.
Anak-anak kecil ini sepertinya ada yang
mengorgansir. Karena di dekat portal ala kadarnya ada beberapa orang
dewasa yang duduk-duduk mengawasi. Ketika kami minta karcis tanda masuk
dengan yakin anak kecil itu menunjukan segepok karcis yang ada tulisan
Pemerintah Kota Pagaralam Retribusi Kawasan Wisata dan Olah Raga. Karcis
itu tertera angka Rp 1.500. Hal yang bikin kami jengkel adalah uang Rp
30 ribu hanya diganti 5 lembar karcis yang total nilainya cuma Rp
7.500.
Kami teringat kejadian yang sama ketika
memasuki kawasan Wisata Danau Ranau – Liwa. Satu mobil dikenai Rp
20.000. Tapi bukti tanda masuk yang diberikan hanya 2 lembar karcis
mobil senilai total Rp 10.000 dan juga 3 lembar karcis untuk pengunjung
senilai total Rp 6.000. Jadi masih ada kelebihan uang Rp 60.000 – Rp
16.000 = Rp 44.000.
Usai check in di Villa dan Hotel Gunung
Gare, karena hari masih sore (sekitar pukul 15.00 WIB), kami putuskan
menikmati keindahan alam Pagaralam sembari berkeliling untuk mecari
perkebunan kopi dan juga tempat pengolahannya. Karena menurut berbagai
informasi yang diperoleh Pagaralam adalah daerah penghasil kopi terbesar
di Sumatera.
Untuk menemukan kebun kopi di dekat
lokasi menginap ternyata tidak sulit. Tapi untuk menemui tempat
pengolahan biji kopi, baru bisa di dapatkan di salah satu toko souvenir
khas Pagaralam di pusat kota. Sayang karena mesin gilingnya sedang rusak
terpaksa proses penggilingan kopi dihentikan.
Senin, 15 Oktober 2012 : Atasi Jalur Sempit dan Berkelok-Kelok
Sahabat Petualang, usai santap siang di
pinggir Sungai, tim 7Wonders langsung mengarahkan tujuan menuju
Kabupaten Empat Lawang (Tebing Tinggi). Daerah hasil pemekaran Kabupaten
Lahat ini memiliki ikon Biji Kopi. “Kopi adalah salah satu komoditas
andalan kabupaten Empat Lawang,” bilang H. Budi Antoni Aljufri – Bupati
Empat Lawang ketika mengobrol dengan tim 7Wonders beberapa waktu lalu,
sebelum ia berangkat menunaikan ibadah haji 13 Oktober 2012.
Jalanan ketika keluar dari kota
Pagaralam menuju Tebing Tinggi via desa Jarai – Pendopo sebenarnya cukup
baik. Hanya saja tidak begitu lebar dan rutenya berkelok-kelok. Butuh
kehati-hatian agar tak terjadi kecelakaan. Kondisi jalanan sendiri
relatif sepi dengan pemandangan hutan di kanan dan kirinya. Karena
kecepatan yang bisa diraih tak bisa terlalu kencang, maka waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan jarak tempuh kurang lebih 121,6 km
sekitar 3 jam.
Sesuai pesan Budi Antoni sebelum berangkat ke Mekkah melalui BBM (black berry messenger), maka tim 7Wonders langsung menuju rumah dinas bupati Empat Lawang. “Mohon maaf tidak bisa menemani. Silahkan bermalam di Rumah Dinas - Puri Emass. Nanti ada staff yang menemani dan silahkan berkoordinasi,” begitu pesannya. Wah… mantap Pak Bupati dan terima kasih banyak sebelumnya. Dan semoga bisa menjalankan ibadah haji dengan khusyuk.
Sampai
di Puri Emass sekitar pukul 15.30 WIB, dua orang staff bupati Empat
Lawang Rudianto – Kepala Dinas Perkebunan dan Joko sudah menunggu.
Sebenarnya David Aljufri - ketua DPRD Kabupaten Empat Lawang yang juga
adik kandung Budi Antoni akan menemani namun usai mengantar sang kakak
berangkat haji ke Palembang ada acara mendadak yang tak bisa ditinggal.
Tak jauh dari rumah dinas bupati, kami
diajak bertemu Pak Anang Zairi – seorang pemilik pengolahan kopi. “Kopi
di Empat Lawang ini berbeda lo. Ini merupakan hasil percampuran Arabica
dan Robusta. Wujud aslinya Robusta tapi aromanya Arabica,” jelas Anang.
Di rumah Anang, sistem pengolahan kopi sudah tertata dengan rapi. Dan
tak hanya kopi saja tapi beberapa panganan ringan dari pisang, singkong
juga diproduksi. Malah tak hanya itu madu hutan pun juga diproduksi di
sini.
Selasa, 16 Oktober 2012 : Menari Bersama Terios
Sahabat Petualang - Aktivitas pagi di
Kabupaten Empat Lawang kami mulai sejak pukul 6 Pagi. Terima kasih
banyak buat Bupati Empat Lawang – Budi Antoni yang sudah mengijinkan
rombongan 7 Wonders di Puri Emass. Sehingga kami tak perlu repot lagi
mencari penginapan di kota kabupaten hari pemekaran ini. Karena
tergolong baru maka mencari penginapan di daerah ini terpaksa tak banyak
pilihan.
Pak Sara Rudianto – Kepala Dinas
Pertanian Peternakan Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Empat
Lawang kembali menyambangi kami di Puri Emass sekitar pukul 08.000 WIB.
Rencananya ia akan menemani tim 7 Wonders untuk menguak lebih dalam lagi
soal perkopian yang dimiliki oleh daerah ini.
Kabupaten yang satu-satunya memakai biji
kopi sebagai maskot daerahnya ini memang mempunyai tanaman kopi yang
lumayan produktif. Seperti yang diungkapkan oleh Anang hampir di semua
tempat di daerah Empat Lawang memiliki kebun kopi yang hasilnya dapat
diandalkan. Malah sebagian besar hasil panennya langsung mengalir keluar
dari daerah Empat Lawang dan diberi cap atau diaku kopi daerah lain.
Ada yang hal unik yang kami temui selain
biji kopi dijadikan maskot, ternyata seragam batik yang dipakai seluruh
pegawai di pemerintahan setiap Kamis juga memakai motif biji kopi.
“Kami juga sedang berusaha mewujudkan showroom khusus perkopian. Kopi
yang dalam bahasa daerah Palembang disebut Kawo ini benar-benar
dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Rabu, 17 Oktober 2012 : Menikmati Kota Rafflesia
Sahabat Petualang, tak seperti
perjalanan sebelumnya yang selalu berpindah penginapan, ketika sampai di
Bengkulu tim 7Wonders memutuskan untuk beristarahat agak lama.
Mengingat rute Bengkulu – Bukittinggi melalui Padang akan kami tempuh
secara langsung. Selain itu kami juga akan mengunjungi acara CSR berupa
penyerahan bantuan untuk Posyandu dan juga UKM.
Lima Posyandu yang menerima bantuan
adalah Anak Bangsa, Mekar Sari, Damai, Flamboyan dan Candra. Sedangkan
UMKM yang mendapat bantuan adalah Tiara, Ikan Pais “Ibu Jumi”, Jepara
Maju, Keripik Ikan EZ dan Kopi Bubuk Mandela.
Acara CSR sendiri dipusatkan di main
dealer Daihatsu jalan S Parman. Kegiatan CSR ini dihadiri pula oleh
sejumlah pejabat Pemkot Bengkulu antara lain Walikota Bengkulu : Bp. H.
Ahmad Kanedi, SH, Kepala Dinas UKM Kota Bengkulu: H. Sudarto, Kepala
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu: Drg. H. Mixon Syahbudin, Ketua Penggerak
PKK: Ibu. H. Armelly. Sedangkan dari Daihatsu adalah Div Head Corporate
IT: Akmal Kusumajaya dan CEO Tunas DHT : Bpk Zainudin.
Usai mengikuti acara CSR tim 7Wonders langsung bergerak untuk menikmati
kuliner di Bengkulu dan juga obyek-obyek wisata sejarah yang ada di kota
ini. Karena lapar menyerang kami putuskan santap siang di de Kabayan
dengan menu masakan Sunda (soalnya sebagian tim sudah kangen dengan
masakan Jawa. Perlu dicatat rumah makan yang paling mudah dijumpai
sepanjang perjalanan ke Sumatera adalah masakan Padang). Jadi mesti
siap obat penurun kolestrol buat yang punya kolesterol tinggi. Hehehehe…
Sayang sekali begitu selesai makan
hujan lebat turun membasahi Bengkulu. Karena mendung dan basah maka sesi
pengambilan gambar diputuskan menunggu hujan reda. Semua tim kembali ke
hotel dan istirahat sembari menunggu hujan reda.
Pukul 16.00 WIB begitu hujan selesai
dan sinar matahari menyeruak dari awan maka sesi pengambilan gambar
segera dimulai. Sembari menikmati keindahan pantai Panjang yang letaknya
persis di depan hotel kami, sebagian tim mengambil dokumentasi.
Ternyata sinar matahari kurang bersahabat. Sinar terangnya hanya
sebentar suasana langsung kembali mendung. Padahal masih ada beberapa
obyek wisata sejarah yang akan disambangi.
Kamis, 18 Oktober 2012 : Uji Ketahanan
Sahabat Petualang - Etape dari Bengkulu
menuju Bukittinggi melalui Muko-Muko Padang sudah kami prediksi bakal
menguji fisik dan stamina. Baik anggota tim 7 Wonders maupun Tiga
Daihatsu Terios yang dipakai. Rute ini sengaja kami pilih karena
semenjak dari Jakarta hingga ke Bengkulu rute yang kami lewati lebih
banyak melewati perbukitan. Saatnya menjajal jalanan di jalur pantai
barat trans Sumatera.
Petualangan kami melalui rute pantai
barat memang terasa berbeda. Kalau sebelumnya didominasi pegunungan dan
hutan, kini lebih banyak menikmati pemandangan pantai. Selain cuaca
panasnya lumayan menyengat berkisar 35 derajat Celcius,
tikungan-tikungan yang ada juga lebih tajam. Sementara karakter tanjakan
dan turunannya kurang lebih sama dengan jalur sebelumnya.
Mestinya jalur lintas barat juga
relatif sepi bisa membuat perjalanan ini lebih cepat. Kami keluar dari
hotel di Bengkulu sekitar pukul 7 pagi kurang. Kami harus bergegas
karena tak ingin sampai di Bukittinggi terlalu malam. Ternyata kami baru
bisa merapat di tugu Jam Gadang- Bukittinggi tepat pukul 12 malam.
Total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan jarak sejauh 617 Km
adalah 18 jam.
Perfoma 3 Terios yang kami bawa
ternyata masih tetap mantap. Walaupun kami “siksa” untuk melahap rute
yang dilalui, semua berhasil diatasi dengan sempurna. Semetara kondisi
aggota tim 7 Wonders sendiri akibat perubahan suhu yang lumayan cepat
berubah-ubah dan juga kurangnya istirahat membuat sebagian orang mulai
teserang flu. Tapi sejauh ini semua masih tetap oke dan semangat.
Terjadinya gempa bumi beberapa waktu
lalu membuat beberapa ruas jalan mengalami kerusakan bahkan ada yang
longsor sehingga terpaksa dibuat jalu yang baru. Selain itu keadaan
jalan juga tak begitu lebar membuat perjalanan sedikit terlambat.
Apalagi beberapa truk besar dari perusahaan kelapa sawit maupun batu
bara kerap berpapasan, sehingga kami harus mengemudikan Terios lebih
berhati-hati. Supaya tidak bersenggolan ataupun juga kejeblos di lubang
samping jalan yang lumayan dalam dan bisa bikin ban kepater.
Patut jadi catatan jika Anda ingin
menikmati rute pantai barat Sumatera hal yang harus diperhatikan adalah
minimnya jumlah POM Bensin. Sehingga rasanya perlu membawa jerigen
cadangan bensin minimal 10 liter. Jangan pernah ambil resiko mengisi
bensin hingga kondisi seperempat tangki. Siapa tahu POM Bensin tutup
atau habis akan merepotkan. Kondisi jalanan yang lumayan ekstrem demi
keamanan hindari perjalanan di malam hari.
Jumat, 19 Oktober 2012 : Desa Kopi Yang Hilang
Sahabat Petualang, usai beristirahat
semalam petualangan bersama 3 Terios kami lanjutkan. Tujuan kami
selanjutnya adalah mengeksplor kopi yang dihasilkan dari desa di
Madailing Natal. Perjalanan dari lokasi kami menginap di dekat Danau
Maninjau terpaksa agak siang baru dilakukan. Waktu tempuh Bengkulu –
Bukittinggi selama 18 jam nonstop cukup menyedot energi sebagian anggota
tim Terios 7Wonders.
Bahkan sebagian anggota tim sudah
terkena gejala flu dan batuk. Penyebabnya apalagi kalau bukan kelelahan
akibat perjalanan panjang. Dengan stamina terkuras dan kondisi tubuh
menurun tentu memudahkan virus penyakit hinggap di tubuh manusia.
Keluar dari penginapan di sekitar Danau
Maninjau, mestinya kami ingin mengabadikan keindahan alam di danau ini.
Sayang kabut yang lumayan tebal dan banyak menutup pemandangan indah
tersebut. Ya sudah enggak masalah! Masih banyak kok obyek wisata lainnya
yang akan ditemui di sepanjang jalan nanti.
Perfoma 3 Terios yang kami bawa
ternyata masih tetap mantap. Walaupun kami “siksa” untuk melahap rute
yang dilalui, semua berhasil diatasi dengan sempurna. Semetara kondisi
aggota tim 7 Wonders sendiri akibat perubahan suhu yang lumayan cepat
berubah-ubah dan juga kurangnya istirahat membuat sebagian orang mulai
teserang flu. Tapi sejauh ini semua masih tetap oke dan semangat.
Kota Bukittinggi yang juga disebut kota
Seribu Ngarai memang punya keindahan alam yang memesona. Kami sempat
berfoto di Ngarai Maninjau. Setelah itu perjalanan segera kami
lanjutkan. Tujuan kami adalah melihat pengolahan dan perkebunan kopi
rakyat di Mandailing (Mandheling) Natal. Sahabat kami Lelo Andhika
Syahna sudah menunggu di daerah Pasaman bersama Daihatsu Taft pikapnya.
Begitu sampai di Pasaman Lelo segera
menyambut tim 7Wonders dan langsung mengajak untuk bergerak menuju Desa
Sambang Banyak Jae Ulu Pungud. “Di sana masih banyak kebun kopinya Bang.
Umur kebun kopinya juga sudah puluhan tahun,” celotehnya. Jika menilik
sejarah kopi Arabica pertama kali masuk Indonesia pada 1699 oleh Belanda
dan ditanam di daerah Mandheling Natal.
Sabtu, 20 Oktober 2012 : Di Hadang Hujan Lebat
Sahabat Petualang - Selain rute
Bengkulu – Bukittinggi, rute Mandailing Natal - Medan juga bakal
menguras seluruh energi tim 7-Wonders. Dengan istirahat yang minim
sementara jarak tempuhnya lumayan jauh sekitar 764 km serta kondisi
jalanan yang tak bisa diprediksikan butuh konsentrasi dalam
mengendalikan Terios.
Kami memulai perjalanan kami dari
penginapan di Mandailing Natal tepat pukul 08.00 pagi. Cuaca yang cukup
cerah membuat perjalanan kali ini terasa lebih menyenangkan. Apalagi
sehari sebelumnya tanpa sengaja kami melalui pengalaman seru dan
menyenangkan yaitu menikmati rute light off-road ketika mengeksplorasi
kebun kopi di Desa Sambang Banyak Jae Ulu Pungud – Mandailing Natal.
Karena lumayan jauh jarak perjalanan
hari ini, maka diputuskan tak banyak melakukan kegiatan. Tim 7Wonders
fokus untuk segera sampai di Medan karena keesokan harinya akan ada
aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR). Ternyata cuaca cerah
tak berlangsung lama, menjelang sholat Jumat, mendung pun datang. Air
deras dari langit segera tercurah.
Minggu, 21 Oktober 2012 sd Kamis, 25 Oktober 2012 : Akhir Petualangan News 7 Wonders Paling Seru
Demikian Mobil Sahabat Petualang Daihatsu Terios 7-Wonders melalukan petualangan yang benar-benar membanggakan semua pihak termasuk para konsumen dan pengguna Daihatsu Terios di Negeri tercinta ini !
Itulah memaknai Petualang yang sebenarnya, Bravo Daihatsu Terios 7-Wonders!
Itulah memaknai Petualang yang sebenarnya, Bravo Daihatsu Terios 7-Wonders!
Galery Foto Lengkap Daihatsu Terios 7-Wonders bisa di lihat disini !
Sumber/ Referensi:
http://putra-lanang.blogspot.com/2009/12/menelusuri-makna-petualang.html
http://www.daihatsu.co.id/terios7wonders/
http://daihatsu.co.id
http://blogdetik.com
11 comments:
Wah mantap petualangan Terios 7-Wonders perlu apresiasi dan suport kita semua ! Sukses buat semuanya!
Wow...petualangan yang perlu di apresiasi dan dukungan kita semua serta suport yang mantap...sukses buat semuanya !
Petualangan yang menakjubkan dan perlu apresiasi semua penggila mobil Daihatsu !
pembahasannya sangat komplit... :)
@Bu Yani : maksih Atas apresiasinya...setuju Terios 7 Wonders perlu di suport dan di apresiasi oleh kita semua yang peduli akan perjuangan yang membanggakan negeri ini !
@Mba Krani : Apresiasi tak perlu dari penggila mobil saja...tetapi kita selaku warga sebaiknya juga mengapresiasinya !
@ Mas a.i.r : Makasih atas suportnya...komplit petualangan Terios 7-Wonders yang sudah menjelajah Sumatera dan sekitarnya !
Wah serasa berpetualang aja membaca postingan om Iwan...
Semoga menjadi salah satu pemenang:-)
@lagi : Makasih sudah mau mampir di blog sederhana ini !...semoga saja bisa menang....Amin !
Edan, reviewnya panjang banget dan lengkap. Sukses
@Agus Mulyadi : Makasih atas apresiasinya...! Sukses buat kita semua !
selamat ya pak....
saya mengucapkan banyak terimakasih kepada MBAH WITJAKSONO yang telah menolong saya dalam kesulitan,ini tidak pernah terfikirkan dari benak saya kalau nomor yang saya pasang bisa tembus dan ALHAMDULILLAH kini saya sekeluarga sudah bisa melunasi semua hutang2 kami,sebenarnya saya bukan penggemar togel tapi apa boleh buat kondisi yang tidak memunkinkan dan akhirnya saya minta tolong sama MBAH WITJAKSONO dan dengan senang hati MBAH WITJAKSONO mau membantu saya..,ALHAMDULILLAH nomor yang dikasih semuanya bener2 terbukti tembus dan baru kali ini saya menemukan dukun yang jujur,jangan anda takut untuk menhubungi jika anda ingin mendapatkan nomor yang betul2 tembus seperti saya,silahkan hubungi MBAH WITJAKSONO DI 0852_2223_1459. ingat kesempat tidak akan datang untuk yang kedua kalinga
selengkapnya klik=> http://togelsingapu.blogspot.com
Post a Comment